Menantang Definisi Hobi; Memuaskan Hati atau demi Terlihat Trendi?

Media sosial memang sudah jadi alat ukur buat menentukan: mana yang hobi, mana yang bukan hobi.

Oleh

Yudhistira

Menantang Definisi Hobi; Memuaskan Hati atau demi Terlihat Trendi?

Media sosial memang sudah jadi alat ukur buat menentukan: mana yang hobi, mana yang bukan hobi.

Oleh

Yudhistira

08/08/2025

Hobi kamu apa?

Ini pertanyaan yang mungkin pernah kita terima atau kita lempar ke orang lain. Jawaban umum ya, main musik, baca buku, masak, jalan-jalan, olahraga, dan sebagainya.

Hobi lekat banget dengan aktivitas di atas. Seolah, di luar itu, bukan hobi.

“Penting untuk mengidentifikasi hal-hal atau aktivitas yang memberikan kita kesenangan atau pemulihan selama waktu senggang. Hal-hal tersebut tidak harus dianggap sebagai hobi dalam definisi umum untuk memberikan dampak psikologis positif,” kata Meg Gitlin, seorang psikoterapis

Ternyata, hobi bukan soal apa aktivitasnya, tapi apa dampaknya buat makna dan kebahagiaan manusia. Suka duduk di depan Indomaret sambil ngopi sepulang kerja itu bisa masuk ke kategori hobi selama memang membantu meringankan beban.

Namun, media sosial memang sudah jadi alat ukur buat menentukan: mana yang hobi, mana yang bukan hobi. Hanya karena Instagram Story kita isinya orang main tenis, lari, main musik, bercocok tanam, baca buku; bukan berarti hobi terbatas sama itu.

Semua orang punya hobi karena setiap kita punya kriteria tersendiri untuk memilih aktivitas yang punya daya magis bagi diri sendiri. Sesederhana itu sebenarnya hobi, bukan soal seberapa shareable di medsos atau bisa menunjukkan kita sebagai orang yang produktif. Stop, ini bukan lomba. Kata Sarah Pressman, Profesor Ilmu Psikologi Universitas California, “… apa yang dianggap sebagai hobi terlihat sangat berbeda di dunia online: aktivitas (hobi) dilakukan lebih karena ingin dibagikan, bukan untuk dinikmati.” 

Kita tidak harus mengikuti standar hobi yang sedang jadi tren. Mencoba buat seru-seruan silakan, tapi rutin menggeluti biar terlihat keren? Namanya maksa.

Pada akhirnya, mengutip psikiater Bari Schwarz, mundurlah sejenak dan sadari bahwa kita menikmati apa yang kita lakuin sejak dalam hati. Tak ada hobi yang lebih keren dari yang lainnya.

Bacaan lebih lanjut: 

Yudhistira

Orang biasa yang suka menulis.

Bagikan:

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp

Lihat Juga