Binge watching bukanlah hal baru. Waktu pandemi Covid-19, terbatasnya kegiatan di luar rumah bikin kita mulai mencari cara menghibur diri, didukung dengan banyaknya platform streaming yang memudahkan akses berbagai judul serial dan film.
Mengapa kita cenderung melakukan binge watching? Fenomena ini bisa dijelaskan oleh beberapa faktor, yang utamanya berkisar pada daya tarik narasi, koneksi emosional dengan karakter atau aktor, serta ketersediaan waktu luang.
- Keinginan untuk Mengikuti Cerita sampai Akhir
Ini adalah pendorong utama bagi banyak orang. Serial televisi modern dirancang dengan alur cerita yang menarik dan sering kali diakhiri dengan cliffhanger di setiap episode. Rasa ingin tau yang kuat untuk mengetahui kelanjutan cerita, resolusi konflik, atau nasib karakter, mendorong penonton untuk terus mengikuti episode berikutnya tanpa jeda. Sensasi ketidakpastian dan antisipasi ini menciptakan dorongan psikologis yang kuat untuk menyelesaikan narasi, mirip dengan membaca novel yang sangat menarik. - Mengidolakan Pemeran
Daya tarik terhadap aktor atau aktris tertentu juga memainkan peran signifikan. Ketika merasa terhubung secara emosional atau mengagumi penampilan seorang pemeran, kita akan lebih termotivasi untuk menonton semua karyanya. Ini bisa jadi karena karisma sang aktor, kualitas akting mereka, atau bahkan karena penampilan fisik. Ikatan ini dapat memperkuat keinginan untuk terus menonton serial tersebut, terlepas dari kualitas ceritanya. - Memiliki Waktu Senggang
Ketersediaan waktu luang adalah prasyarat dasar untuk binge watching. Dengan jadwal yang padat, sulit bagi kita untuk menghabiskan berjam-jam di depan layar. Namun, saat libur panjang, akhir pekan, atau setelah menyelesaikan tugas penting, kita mungkin memiliki banyak waktu yang dapat dialokasikan untuk hiburan. Kemudahan akses ke berbagai platform streaming yang menyediakan seluruh musim serial sekaligus juga memfasilitasi kebiasaan ini. Tanpa batasan waktu, penonton merasa bebas untuk menikmati serial favorit tanpa interupsi.
Ketiga alasan ini seringkali saling berkorelasi sebagai kombinasi kuat yang mendorong perilaku binge watching di era digital ini.
Sementara itu, dari sisi psikologis, Dr. Renee Carr, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa saat nonton acara favorit, otak kita menghasilkan dopamin dan membuat tubuh merasakan kesenangan yang mirip dengan kecanduan. Efek kecanduan ini yang harus kita waspadai supaya tidak membawa efek negatif, seperti:
- Kurangnya Aktivitas Fisik
Menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar akan mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk bergerak, berolahraga, atau melakukan kegiatan fisik lainnya. Pada tingkat yang ekstrem, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, dan penurunan kebugaran secara keseluruhan. - Masalah Tidur dan Kelelahan
Bergadang untuk menuntaskan episode demi episode dapat mengganggu siklus tidur alami tubuh. Paparan cahaya biru dari layar juga mungkin menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Akibatnya, kualitas tidur menurun, menyebabkan kelelahan kronis, sulit konsentrasi, dan penurunan produktivitas di siang hari. - Pola Makan yang Buruk Akibat Ngemil
Kegiatan menonton sering kali disertai dengan kebiasaan ngemil makanan ringan yang tidak sehat. Tanpa disadari, kalori yang masuk bisa sangat tinggi, menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko masalah kesehatan terkait gizi buruk. - Isolasi Sosial
Waktu yang dihabiskan untuk binge watching kerap mengorbankan interaksi sosial dengan keluarga, teman, atau lingkungan sekitar. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, menurunnya kemampuan bersosialisasi, dan bahkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan. - Penurunan Kemampuan Kognitif
Kurangnya stimulasi mental dari aktivitas lain seperti membaca, belajar, atau berinteraksi secara mendalam dapat memengaruhi kemampuan kognitif seperti daya ingat, pemecahan masalah, dan kreativitas. Otak perlu dilatih dengan berbagai jenis aktivitas untuk tetap berfungsi optimal.
Meskipun kegiatan menonton ini terasa menyenangkan, kita tetap harus mengendalikan diri supaya tidak merugikan diri sendiri. Untuk menjaga keseimbangan antara kesenangan binge watching dan kesehatan diri, berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan:
- Batasi Waktu Menonton per Hari
Tentukan batas waktu yang realistis untuk menonton setiap harinya. Misalnya, alokasikan dua hingga tiga jam saja, dan patuhi batasan tersebut. Penggunaan fitur pengingat waktu pada aplikasi streaming atau alarm di ponsel dapat membantu kita, lho. - Lakukan Peregangan atau Olahraga untuk Mengimbangi
Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan kaku otot dan masalah kesehatan lainnya. Setelah satu atau dua episode, sempatkan untuk berdiri, berjalan-jalan sebentar, atau lakukan peregangan ringan. Akan lebih baik jika kita menyempatkan diri untuk berolahraga intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari. - Pilih Camilan Sehat
Hindari camilan tinggi gula, garam, atau lemak. Ganti dengan buah-buahan segar, popcorn tanpa mentega berlebihan, atau kacang-kacangan. Menjaga asupan makanan yang sehat akan membantu menjaga energi dan konsentrasi tubuh. - Prioritaskan Tidur yang Cukup
Kurang tidur akibat binge watching dapat berdampak buruk pada suasana hati, konsentrasi, dan kesehatan fisik. Pastikan kita tidur berkualitas 7-9 jam setiap malam. Jika perlu, tetapkan jam tidur yang konsisten dan patuhi itu, bahkan di akhir pekan. - Seimbangkan dengan Aktivitas Lain
Jangan biarkan binge watching menguasai seluruh waktu luang. Alokasikan waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga, menekuni hobi, membaca buku, atau melakukan kegiatan di luar ruangan. Keseimbangan ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan sosial kita. - Waspadai Tanda-Tanda Kecanduan
Jika merasa sulit berhenti menonton, merasa bersalah setelah binge watching, atau kegiatan ini mulai mengganggu pekerjaan, sekolah, atau hubungan pribadi; mungkin sudah saatnya mencari bantuan. Berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan dapat sangat membantu.
Jadikan binge watching sebagai kesenangan yang sehat. Jangan berlebihan apalagi sampai mengganggu keseharian. Tidak ada salahnya mengisi waktu luang dengan maraton nonton serial atau film alias binge watching. Tapi, kalau malah mengganggu aktivitas lain dan bikin lupa bersosialisasi, berarti ada yang harus diubah dari kebiasaan nonton kita.
Bacaan lebih lanjut:
- Barhum, Lana. 2023. “Binge-Watching and Your Health”. Verywell Mind. Diakses 25 Maret 2025.
- Page, Danielle. 2017. “What happens to your brain when you binge-watch a TV series”. NBC News. Diakses 25 Maret 2025.
- Panolih, Krishna. 2021. “”Binge Watching”, Tenggelam dalam Arus Film Digital”. Kompas.id. Diakses 25 Maret 2025.