Jantungku berdegup tatkala malam menderu
Giliran celotehku didengar heningnya
Mengisahkan pilu yang buntukan asa
Sembari menatap gelapnya yang sama dengan gelapku.
Cepatlah, Malam!
Aku sudah tak kuasa membendung derita
Menanti kau terengah-engah menghampiri
Tersenyum ramah dan menilik amarah
Menabur gemintang dalam kekosongan
Dan merangkul kala daku terisak
Tapi, kau sedikit kejam.
Aku yang belum pulih harus rela berpamitan
Gelapku semakin tersiar kala si jahat fajar datang
Menuntut berjuang mencengkeram laksmi
Tak peduli lututku lumpuh kala berlari
Gelapku, besok aku ke sini lagi.
Leave a Reply